Article Detail


Field Trip SMP Sint Carolus

Dalam upaya menanamkan pemahaman mendalam tentang Hak atas Pangan dan menumbuhkan nilai belarasa (compassion) serta bersyukur (celebration), seluruh peserta didik SMP Sint Carolus Bengkulu melaksanakan field trip Hari Pangan Sedunia (HPS) pada hari ini, Senin, 20 Oktober 2025. Kegiatan ini dirancang untuk mengubah perspektif siswa, dari sekadar konsumen menjadi individu yang menghargai setiap rantai pasok makanan, demi menjamin kehidupan yang lebih baik.

Siswa Kelas 7 memulai pembelajaran mereka dengan berinteraksi langsung di pasar ikan. Selain menggali informasi dari para pedagang, mereka mempraktikkan belarasa dengan memberikan tanda kasih berupa bingkisan kecil sebagai apresiasi atas dedikasi para pedagang. Perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki menyusuri tepi pantai, di mana dialog dengan para nelayan diselingi dengan pemberian tanda kasih, memberikan dimensi kemanusiaan pada sumber pangan laut.

Pengalaman fisik yang paling berkesan dialami oleh siswa Kelas 8. Setelah menaiki angkutan kota (angkot) menuju persawahan di Desa Pekik Nyaring Blok 1, mereka tidak hanya mengamati, tetapi langsung mencoba menanam padi di sawah berlumpur. Puncak dari pengalaman ini adalah momen ketika beberapa siswa tercebur di sawah, sebuah kejadian yang seketika membuat mereka merasakan betapa beratnya medan kerja petani. Momen ini, diakhiri dengan pemberian bingkisan belarasa kepada petani, secara kuat mengajarkan bahwa setiap butir nasi adalah hasil perjuangan yang nyata.

Sementara itu, Kelas 9 mendapatkan wawasan tentang pengolahan hasil laut. Dengan dukungan transportasi bus dari Polda Bengkulu, mereka mengunjungi kampung nelayan di Pulau Baai. Di sana, beberapa siswa turut serta mencoba membantu menjemur ikan asin, memahami proses pascapanen. Pemberian bantuan kepada keluarga nelayan menjadi penutup aksi belarasa kelas ini, menghubungkan pengetahuan dengan kepedulian sosial.

Sesi refleksi menunjukkan dampak yang transformatif. Perasaan tercebur di lumpur dan terik matahari di dermaga membuka mata hati para siswa. Mereka mengakui bahwa makanan yang selama ini mereka anggap remeh adalah hasil dari pengorbanan dan kerja keras. Kesulitan hidup para produsen pangan telah menanamkan kesadaran tentang pentingnya Hak atas Pangan—tidak hanya bagi diri mereka, tetapi juga bagi para penyedia pangan itu sendiri. Refleksi ini melahirkan komitmen yang kuat, berakar pada bersyukur (celebration): mereka berjanji akan lebih menghargai, tidak lagi pilih-pilih atau membuang makanan, dan akan selalu mendoakan kesehatan, keselamatan, dan kelancaran rezeki bagi para petani, nelayan, dan pedagang. Kegiatan ini sukses mewujudkan makna Hari Pangan Sedunia, menanamkan empati, dan membentuk generasi yang menghargai setiap sumber daya, demi kehidupan dan masa depan yang lebih baik.
Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment