Article Detail

GERAKAN SENIMAN MASUK SEKOLAH 2018

Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) ini merupakan kegiatan yang dapat membantu dan memfasilitasi keterbatasan sekolah dalam menghadirkan guru seni budaya yang selama ini menjadi kendala di satuan pendidikan mulai dari SD, SMP, SMA/SMK. Semangat Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) sebagai upaya pemerintah yang bersifat menyeluruh dengan melibatkan warga sekolah dan masyarakat dapat menyaring budaya asing yang mengikis moral generasi muda dengan memicu dan memacu kapasitas seni budaya yang kaya dan beragam di Indonesia.

Berdasarkan keputusan dinas pendidikan Provinsi Bengkulu, ada 20 sekolah yang mendapatkan bantuan kegiatan ini dan salah satunya Smp Sint Carolus. Kegiatan GSMS akan berlangsung  selama 3 bulan atau kurang lebih 27 pertemuan yang dimulai pada tanggal 20 Agustus 2018 dan berakhir pada 19 Desember 2018. Dinas pendidikan mengirimkan seorang seniman teater bernama Andika Eri Putra,  kurang lebih 40 siswa bergabung dalam kegiatan GSMS. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari senin dan kamis pada pukul 15.00 sampai 17.00 di Alua Smp Sint Carolus dan  pada pertemuan ke 27 setiap sekolah berhak menampilkan hasil belajar dengan mengikuti pagelaran seni yang di selenggarakan dinas pendidikan.

Pada umumnya seni memiliki 4 cabang dan salah satu cabang yang dipelajari siswa-siswi Smp Sint Carolus adalah seni drama atau teater.  Moralita judul yang dipilih untuk pagelaran siswa siswi Smp Sint Carolus, kata ini  memiliki arti Moralits atau realita moral. Judul ini mengandung keprihatinan dunia berkaitan dengan peristiwa – peristiwa yang terjadi pada generasi bangsa saat ini dalam penggunaan media sosial, semakin hari semakin mengerikan  dan tidak terkontrol terutama bagi pelajar, dengan adanya media sosial yang berkembang membuat para pelajar tertarik dengan media sosial yang seakan-akan membuat kecanduan.

Pada pertemuan ke 27 sesuai dengan program yang sudah dirancang oleh dinas pendidikan, hari rabu 19 desember 2018 di Aula Hotel Rafles City Bengkulu siswa-siswi yang telah bergabung dalam kegiatan GSMS ini diminta untuk menampilkan hasil balajar selama 26 pertemuan dan di saksikan 19 sekolah lainnya. Sekilas cerita, penampilan siswa-siswi Smp Sint Carolus cukup memukau, alur cerita yang sederhana, tidak banyak kalimat yang mereka ucapkan hanya 1 kalimat ”kata-kata telah mati, hati nurani telah mati”, setiap anak menggenggam handphone dan beracting seperti robot cukup menjelaskan bahwa jaman sekarang manusia tidak bisa lepas dari media sosial. Penampilkan mereka cukup membantu kita untuk sadar bahwa sekarang kita telah menjadi robot akibat perkembangan media sosial yang semakin canggih.
Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment