Article Detail
Gelar Tanggap Bencana
Gelar Tanggap Bencana
Jumat, 25 april 2019, kota Bengkulu dilanda hujan deras. Curah hujan yang masih dianggap wajar, bahkan dengan badai sekalipun. Sore saat itu hujan semakin deras dan angin semakin kencang. Tiba tengah malam, terdengar kabar di beberapa titik terjadi longsor dan banjir. Semakin waktu bergeser, semakin banyak berita banjir di mana-mana. Bahkan di luar kota. Esok pagi, Sabtu 26 April 2019, mendengar kabar semakin kencang propinsi Bengkulu hampir merata terkena banjir. Sabtu siang sudah tidak turun hujan, namun cuaca mendung, tapi air semakin tinggi. Air kiriman dari gunung. Di beberapa tempat, atap rumah sudah tidak kelihatan karena tingginya air. Penduduk panik. Pengungsi mulai bergerak. Tempat-tempat penampungan mulai bermunculan.
Itulah banjir Bengkulu 2019. Setelah 30 tahun terakhir Bengkulu dilanda banjir besar, saat inilah peristiwa serupa terulang. Korban berjatuhan, korban jiwa maupun korban materiil, ternak sapi mati di mana -mana. Banyak keluarga yang menjadi korban banjir hanya menyisakan pakaian yang mereka kenakan, sebab malam itu mereka tidak sempat menyelamatkan barang- barang. Beberapa jembatan putus diterjang air sungai yang sangat deras, mengakibatkan terputusnya akses transportasi di berberapa daerah.
Dengan keadaan itulah warga Tarakanita Bengkulu tidak tinggal diam. Senin, 29 April 2019 Yayasan Tarakanita Bengkulu membentuk tim Gerakan Bela rasa Tanggap Bencana (Gelar Tanggap Bencana). Tim Relawan ini melibatkan guru, karyawan, dan siswa, yang bergerak di berbagai bidang, yaitu : Dapur umum, pengumpulan sembako, pengumpulan dana, dan pengumpulan pakaian pantas pakai. Hasil pengumpulan itu digabung jadi satu lalu disalurkan ke masyarakat di lokasi yang menjadi titik parah bencana ini. Semoga peristiwa ini ada hikmahnya dan menumbuhkan nilai bela rasa di hati setiap insan Tarakanita.
Salam satu hati...satu semangat...Tarakanita.-
there are no comments yet