Article Detail
PENANAMAN KARAKTER JUJUR DAN DISIPLIN MELALUI PJJ
Berdasarkan informasi dan laporan
yang diterima, beberapa siswa sangat tekun mengikuti pembelajaran dari guru
dengan jujur dan disiplin. Menyimak penjelasan guru, berdiskusi virtual, dan mengerjakan
tugas mandiri merupakan beberapa bagian dari PJJ . Tetapi, di sisi lain tidak
sedikit siswa yang ‘membolos’, yakni hanya mengisi presensi lalu menghilang.
‘Tidak merasa penting ikut PJJ, lebih enak main game’ apakah kalimat
ini yang ada dalam benak peserta didik?
Lalu, ada pula kasus baru, tentang
pekerjaan rumah yang dikerjakan pihak ketiga. Soal latihan yang diterima dari
guru diberikan kepada kakaknya atau guru les untuk dikerjakan. Sebuah realita
yang membuat banyak pihak mengelus dada.
Melatih kejujuran dan kedisiplinan
di masa pandemi covid 19 merupakan tantangan tersendiri bagi para guru. Dikatakan
demikian, karena proses pendidikan yang terjadi saat ini tidak langsung tatap
muka melainkan secara daring.
Guru sudah merancang penilaian
pembelajaran yang matang untuk peserta didik. Guru dan peserta didik tentunya
harus menyepakati aturan yang dibuat, sebelum dimulainya pelaksanaan penilaian
tersebut. Salah satu aturannya, peserta didik menjawab soal, guru memberikan rambu-rambu
untuk tidak diperbolehkan membuka buku atau bertanya kepada orang lain. Tetapi,
bagaimana guru dapat menjamin bahwa siswa tidak membuka buku? atau tidak
mencontek?
Pada kenyataannya, pasti ada
beberapa siswa yang menempuh jalan pintas dengan membuka buku atau ada siswa
yang bertanya pada orang lain, entah itu guru lesnya, kakaknya atau temannya. Hal
yang dilakukan karena siswa merasa ‘aman’ tidak akan ketahuan, tidak diawasi, dan dengan
alasan agar nilai yang didapat bagus atau tinggi.
Kemajuan teknologi sangat mendukung
hal itu untuk dilakukan dengan mudah. Telepon, Whatsapp, Copy Paste, dan lain-lainnya merupakan media dan cara
yang biasa digunakan oleh peserta didik. Jika itu yang terjadi, bagaimana sikap
jujur dan disiplin dapat terwujud? Alih-alih bukannya kejujuran yang berkembang
melainkan kemalasan yang semakin menjadi-jadi.
Sesungguhnya, guru ingin
menanamkan kedisplinan tapi yang terjadi siswa sibuk mencari jalan pintas,
hingga lupa apa sebenarnya yang harus mereka dapatkan. Sulit bagi para guru
untuk memantau dan mengawasi siswa dalam bertindak jujur dan disiplin.
Dalam
PJJ khususnya hal penilaian, para guru tentu sudah memprediksi dan
mengantisipasi tindakan tidak jujur dari beberapa siswa. Seperti yang telah
dipaparkan sebelumnya, tentang memberikan rambu-rambu untuk siswa bekerja dengan
jujur, mengarahkan untuk bekerja mandiri, melarang siswa mencontek atau
bertanya kepada orang lain. Tapi, sejauh mana peringatan itu efektif?
Langkah
yang dapat ditempuh selain dengan memberi rambu-rambu jujur dan disiplin antara
lain dengan membuat model pembelajaran/penilaian yang variatif. Guru tidak
hanya memberikan pekerjaan rumah saja
kepada peserta didik, tetapi juga ikut berinteraksi dan berkomunikasi kepada peserta didik untuk berdiskusi mengenai pekerjaan rumah tersebut. Sehingga
siswa merasa senang dalam berusaha, tidak berorientasi pada perolehan nilai
semata melainkan berorientasi pada pencapaian kompetensi.
Hal
lain yang dapat dilakukan adalah dengan menanamkan kepada orang tua bahwa pendidikan
karakter adalah tanggung jawab bersama. Salah
satu ajaran yang menarik dari Ki
Hajar Dewantara adalah ‘Setiap
orang menjadi guru setiap rumah menjadi sekolah.’ Mengintegrasikan ajaran beliau dengan tujuan kurikulum
2013, maka setidaknya kita dapat mengambil dua pelajaran.
Pertama, bahwa setiap anggota keluarga yang lebih dewasa harus dapat
mengajarkan sikap spiritual, sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Kedua, bahwa setiap rumah hendaknya menjadi tempat bagi setiap
anggota keluarga, khususnya anak – anak, untuk bisa memperoleh sikap spiritual,
sosial, pengetahuan, dan keterampilan untuk kehidupan yang penuh makna di masa
depan (kedewasaan). Sikap spiritual dan sosial inilah yang akan membentuk
karakter peserta didik agar menjalankan tugasnya sebagai
peserta didik yang jujur dan disiplin.
Tidak semua siswa dalam PJJ berlaku tidak jujur. Banyak
juga siswa yang dengan penuh kesadaran menerapkan perilaku jujur dan
bertanggung jawab. Para guru hendaknya juga sering membaca informasi
perkembangan pembelajaran terkini, sehingga mendapatkan hal-hal yang baru untuk
menunjang profesinya.
Dengan
memperoleh informasi terkini, diharapkan guru dapat mencoba menerapkan model
pembelajaran yang lebih menarik dan menunjang terbentuknya pribadi siswa yang
jujur dan disiplin. Dengan begitu, tujuan pendidikan dapat tercapai. Penanaman
karakter jujur dan disiplin pun dapat terlaksana. (GR)
-
there are no comments yet