Article Detail
Angkatan 63 Berjuang di Tengah Covid 19
Angkatan 63 Berjuang di Tengah Covid 19
Ketika wabah COVID-19 ini muncul, seluruh aktivitas manusia dibatasi, termasuk kegiatan pembelajaran. Baik di jenjang sekolah dasar sampai jenjang perguruan Tinggi mulai menerapkan kegiatan belajar dari rumah. Hal ini dilakukan guna memutus mata rantai penyebaran virus yang masif. Kebijakan belajar dari rumah mulai diterapkan pada tanggal 9 Maret 2020 setelah menteri pendidikan dan kebudayaan mengeluarkan surat edaran nomor 2 tahun 2020 dan nomor 3 tahun 2020 tentang pembelajaran secara daring dan bekerja dari rumah dalam rangka pencegahan penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19).
Menindaklanjuti surat edaran tesebut Yayasan Tarakanita khususnya Wilayah Bengkulu mengambil kebijakan tanggal 18 Maret, bahwa semua siswa SMP Sint Carolus belajar di rumah. Keadaan seperti ini tentu tidak diinginkan semua pihak baik orang tua siswa, siswa, dan tenaga Pendidik. Apalagi siswa kelas IX angkatan 63 yang sebentar lagi akan menghadapi UJian Nasional Berbasis Komputer pasti memerlukan waktu tatap belajar tatap muka dengan guru – guru mata pelajaran yang diujikan saat Ujian Nasional.
Namun apa mau dikata, keadaanlah yang mengubah semuanya. Angkatan 63 harus melewati masa – masa sulit ini dengan berhadapan dengan musim Covid – 19 ini, demikian juga dengan kami ( Ibu Nia, Pak Giri, dan Pak Deko) sebagai wali kelas IX angkatan 63. Kami selalu berusaha untuk tetap memantau dan memotivasi peserta didik kami walaupun waktu dan keadaan yang sangat sulit ini. Berjalanya waktu PJJ-1 mulai dilakukan, kami sebagai wali kelas selalu memantau peserta didik, pagi – pagi menyapa peerta didik melalui via Whatshaap group kelas masing – masing, mengabsen peserta didik, menghubungi orang tua siswa jika mereka belum absen. Upaya tersebut dilakukan supaya mereka siap menerima materi dari guru – guru mata pelajaran yang telah terjadwal setiap harinya. Seperti itulah setiap hari kami melakukannya dengan penuh semangat dan rasa tanggung jawab. Proses pembelajaran secara daring dinilai sebagai tantangan baru bagi sekolah, bagi guru- guru, dan bagi seluruh siswa di dalam era revolusi industri 4.0, apalagi di tengah pandemi seperti sekarang ini. Dengan adanya pembelajaran berbasis online ini, kami terkhusus wali kelas dituntut untuk lebih responsive dan uptodate agar komunikasi tetap berjalan dengan baik.
Kemudian pada minggu berikutnya peserta didik angkatan 63 memasuki minggu persiapan ujian sekolah, dimana yang rencana awal akan ada ujian nasional berbasis komputer(UNBK) selanjutnya diputuskan pemerintah bahwa UNBK ditiadakan mengingat keadaan bangsa Indonesia semakin memburuk dalam menghadapi Covid – 19 ini. Oleh karena itu, pihak sekolah mempersiapkan ujian sekolah online melalui google form untuk menunjang dan menambah nilai – nilai peserta didik yang sudah ada untuk menentukan kelulusan peserta didik nantinya.
Ujian ini bernama Tugas mandiri, dimana harapan sekolah semua siswa dapat mengerjakan tugas ini secara mandiri, penuh tanggung jawab, dan yang terpenting mengerjakan ujian –ujian dengan jujur. Disini juga pendampingan kami sebagai wali kelas, selalu mendampingi peserta didik dimulai dari menyapa, mengabsen, memotivasi, dan menghubungi anak serta orang tua jika belum ada respon/belum terhubung, memastikan mereka bisa mengakses soal – soal yang diujikan, dan selalu siap untuk berdiskusi menjawab pertanyaan – pertanyaan siswa tentang kendala saat Online dan dalam memahami soal – soal. Bahkan pendampingan kami tidak kenal waktu siang ataupun malam, pagi atau sore kami selalu siap menjawab dan merespon anak – anak kami supaya proses pembelajaran, proses penilaian ini bisa berjalan dengan baik, walaupun banyak sekali tantangan yang kami hadapi bersama dengan angkatan 63 SMP Sint Carolus.
Ditengah kesibukan PJJ dan tugas mandiri, sekolah juga selalu memberikan edukasi tentang karakter siswa dengan memberikan tugas PKT dimana setiap siswa melakukan tindakan nyata tentang nilai – nilai Cc5+ dalam kehidupan sehari- hari. Kegiatan penanaman karakter ini, didokumentasikan dan sekolah bekerjasama dengan orang tua ikut membantu memantau dan menandatangani jurnal kegiatan siswa pada setiap harinya. Dengan demikian, harapan sekolah selain akademiknya tetap berjalan, karakternya pun tetap sekolah berikan.
Tahun ini adalah tahun yang sangat luar biasa dan sangat berat bagi guru – guru dan bagi anak-anak kelas IX dimana perjuangan untuk kelulusan 100% dan mempertahankan nama baik sekolah juga harus berjuang untuk menjaga kesehatan ditengah wabah virus corona. Inilah kisah pejuang angkatan 63 di tengah wabah covid-19, dengan semangat dan daya juang bersama peserta didik untuk tetap berproses walaupun tanpa bertatap muka satu sama lain. Saling menguatkan dengan sapaan dan senyuman dari jarak jauh, karena kami yakin ditengah kesulitan seperti ini bukan tidak mungkin kesuksesan, nama baik sekolah, dan kesehatan akan tetap berpihak kepada kita semua, karena mukjizat Tuhan pasti akan indah pada waktunya. Salam Sehat, Salam Tarakanita……
SMP Sint Carolus Itu Pasti…!!! #63 : Mami, Abah, dan Papi. ***Deko Satrio
-
there are no comments yet